Jumat, 02 Oktober 2020

TABEL PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF

 

 

                         TABEL PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF

             Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian AUD

     Dosen Pengampu: Uswatun Hasanah, M.Pd.I



 

Di susun oleh :

  Nurma Nursafitri     (1801030015)

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO

TAHUN 2020/ 2021

 

 

PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF

 

        

 

 

       Desain Penelitian

             Kualitatif

            Kuantitatif

Kualitatif memiliki sifat   umum, fleksibel dan dinamis. Penelitian kualitatif ini berlangsung selama dalam proses penelitian.

Kuantitatif adalah sifatnya spesifik, jelas, terperinci, dan statis. Alur penelitain kuantitatif ini telah direncanakan sebelumnya secara mantap dan tidak dapat berubah serta menjadi peganganan langkah demi langkah.


      Analisis Data

Kualitatif bisa diananlisis selama proses penelitian itu berlangsung.

Kuantitatif bisa dianalisis tahap akhir sebelum adanya laporan.

 

 Istilah Subjek Penelitian

Kualitatif mempunyai subjek penelitian yang sering disebut sebagai narasumber.

Kuantitatif mempunyai subjek penelitian yang sering disebut sebagai responden.

 

 

 

 

 

 

 Cara Memandang Fakta

Pada penelitaian kualitatif ini memandang suatu fakta atau kebenaran tergantug dengan cara peneliti menginterprestasikan data yang telah diteliti sebelumnya. Hal ini dikerenakan terdapat hal yang kompleks dan tidak dapat dijelaskan oleh angka. Penelitan kualitatif ini berkaitan dengan sebuah data yang nantinya akan dijelaskan oleh teori-teori yang relavan, guna untuk menghasilakn teori dan menguatkan teori yang sudah ada.

Pada penelitian kuantitatif ini adalah suatu fakta atau kebenaran yang berada dalam suatu objek penelitian yang berada diluar. Dan para peneliti harus netral serta tidak memihak satu sisi saja. Apapun yang akan ditemukan dilapangan atau ditempat penelitian itulah yang akan menjadi sebuah fakta atau kebenarannya. Peneliti kuantitatif ini beranjak dari sebuah teori menuju sebuah data.

 

 

 

 

 

      Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif ini peneliti harus mengorek atau mencari tau data sedalam-dalamnya dengan apa hal yang terjadi. Sehingga, kualitas penelitian kualitatif tidak perlu ditentukan oleh banyaknya seorang narasumber yang terlibat, namun seberapa dalam peneliti menggali atau mendapatkan informasi informasi spesifik mungkin dari narasumber yang sudah dipilihnya.

Dalam penelitian kuantitaif ini pengumpulan data dapat diperoleh melalui serangkaian istrumen penelitian yang berupa tes ataupun kuesioner. Kemudian data yang terkumpul selanjutnya akan dikoversikan dengan menggunakan kategori atau kriteria yang sudah ditetepkan sebelumnya. Kualitas penelitian kuantitatif ini akan ditentukan oleh banyaknya responden penelitian yang terlibat didalamnya.

 

 

 

 

 

          Representsi Data

Penelitian kualitatif adalah hasil dari penelitian yang berupa interpretasi peneliti didalam suatu fenomena, sehingga laporan hasil penelitianya akan lebih banyak mengandung sebuah deskripsi.

Penelitian kuantitatif adalah hasil dari penelitian yang dipresentasikan kedalam bentuk hasil perhitungan matematis/perhitungan. Dan hasil penghitungannya akan dijadikan fakta yang telah terkonfirmasi. Dan dalam penelitian ini hasinya ditemukan menggunakan validitas dan juga realiabilitas instrumen yang dipakai.

 

 

 

    Impikasi Hasil Riset

Hasil penelitian kualitatif ini memiliki implikasi yang sangat terbatas pada situasi-situasi tertentu. Sehingga hasil penelitiannya tidak dapat digeneralisasi ke dalam setting yang berbeda.

Hasil penelitian kuantitatif merupakan sebuah fakta atau teori yang berlaku secara umum. Dan kapanpun serta dimanapun saja fakta itu dapat berlaku.

 

 

     Macam-macam Metode

Kualitatif : Fenomenologi, studi kasus, historis, dan grounded theory.

Kuantitatif : Eksperimen, servey, korelasi, regresi, analisis jujur, dan expost facto.


          

        Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian kualitatif :  untuk memperoleh pemahaman yang mendalam, mengembangkan teori, medeskripsikan suatu realitas dan kompleksitas sosial.

Tujuna penelitian kuantitatif : menjelaskan hubungan antar variabel, menguji teori, dan melakukan generalisasi fenomena sosial yang telah diteliti.

 

Jenis Data

Kualitatif jenis datanya adalah deskriptif dan eksploratif.

Kuantitatif jenis datanya adalah numerik dan statistik.

 

 

REVIEW BAB 5 POPULASI DAN SAMPEL

REVIEW BAB 5

                         METODE PENELITIAN                   KUANTITATIF,KUALITATIF DAN R&D

   Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian AUD

Dosen Pengampu: Uswatun Hasanah, M.Pd.I



Di susun oleh :

    Nurma Nursafitri   (1801030015)

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO

TAHUN 2020/ 2021


 

Judul  Buku : METODE PENELITIAN KUANTITATIF, KUALITATIF    DAN R&D

Penulis            : Prof. Dr.Sugiyono

Penerbit          : ALFABETA cv Bandung Catakan 12      : Februari 2011

ISBN                  : 979-8433-64-0 

 


BAB 5

POPULASI DAN SAMPEL

Pada bab ini Prof. Dr. Sugiyono menjelaskan serta memparkan tentang pengertian Populasi, sampel serta jenis-jenis sampel. Adapun pengertian populasi adalah wilayah genaralisasi yang terdiri atas obyek/Subyek yang mempunyai  kualitas. Dan juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek saja tetapi meliputi seluruh karkareteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi bisa juga obyek atau benda-benda yang lain. Contohnya adalah misalkan ada seseorang malakukan penelitian disekolah TK, maka sekolah TK ini merupakan populasi. Sekolah TK mempunyai sejumlah orang/subyak dan obyek yang lain. Hal ini berarti populasi dalam arti jumlah /kuantitas. Tetapi jika sekolah TK mempunyai karakteristik orang-orangnya yang berbeda seperti motivasi belajarnya, kedisiplinanya,  dan juga mempunyai karateristik obyek yang lain seperti lulusan yang dihasilkan dan lain-lain itu berati dinamakan populasi dalam arti kerateristik.

Adapun Pengertian Sampel menurut penulis adalah bagian dari jumlah dan kerekteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jika populasi besar maka peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada dipopulasi maka dari itu peneliti bisa mengambil sebagian populasi untuk dijadikan sampel pada saat meneliti dan setelah dipelajari dari sampel yang diambil kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi. Maka dari itu untuk sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Jika sampel tidak representatif maka akan salah untuk mengambil kesimpulan dan tidak akan valid. Adapun teknik pengembilan sampel terbagi menjadi dua yaitu Probabolity Sampling dan Nonprobability Sampling. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1.     Probability sampling adalah  teknik  untuk pengembilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih sebagai anggota sampel. Pada teknik ini terdiri dari :

a.      simple random samping (pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut).

b.     proportionate stratifed random sampling (populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proprasional).

c.      disproportionate stratified random sampling ( teknik yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata kurang proprasional).

d.     cluster sampling/area sampling (digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang diteliti atau sumber data sangat luas).

2.     Nonprobability Sampling adalah teknik pengembalian sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini terdiri dari :

a.      sampling sistematis (teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut).

b.     sampling kuota  (teknik untuk menentukan sampel dilihat dari populasi yang mempunyai ciri-ciri  tertentu sampai tercapai dengan jumlah yang diinginkan)

c.      sampling insidental (teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, jadi siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, jika orang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data).

d.     sampling purposive (teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu).

e.      sampling  jenuh (teknik penemuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel).

f.      snowball sampling (teknik penemuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian menjadi membesar).

            Pada bab ini  Prof. Dr. Sugiyono menjelaskan tentang cara untuk menentukan ukuran sampel. Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran pada sampel. Dan jumlah sampel yang diharapkan 100 % mewakili populasi yang sama dengan jumlah anggota populasi pada itu sendiri. Jadi misalkan jumlah populasi 1000 dan hasil penelitian itu berlaku untuk 1000 orang  tanpa kesalahan, maka jumlah sampel yang dimabil sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Jika makin besar jumlah sampel yang mendekati populusi maka peluang kesalahan pada generalisasi semakain kecil. Dan sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka semakin besar pula kesalahan generalisasi tersebut.

Berikut ini diberikan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan 1%,5%,dan 10%. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut :

                                                                    

                                                                                        

                                                            

                                                                                       

                               






Berdasarkan rumus tersebut dapat dihitung jumlah sampel dari populasi mulai dai 10 sampai dengan 1.000.000. Dari tabel 5.1 terlihat bahwa makin besar taraf kesalaham, maka akan semakin kecil pula ukuran sampel. Sebagai contoh : untuk populasi 1000, untuk taraf kesalahan 1%, jumlah sampelnya = 399, untuk taraf 5% jumlah sampelnya= 258, dan untuk taraf kesalahanya 10%, jumlah sampelnya = 213. Dan dari tabel terlihat bahwa bila jumlah populasi tak terhingga, maka jumlah anggota sampelnya untuk kesalahan 1%= 664, 5%=349, dan 10%, 272. Untuk jumlah populasi 10 jumlah anggota sampel sebenarnyahanya 9,56 tetapi dibulatkan, sehingga menjadi 10.

Cara menentukan ukuran sampel seperti yang dkemukakan diatas didasarkan atas asumsi bahwa populasi berdistribusi normal. Bila sampel tidak berdistribusi normal, misalnya populasi homogen maka cara-cara tersebut tidak perlu dipakai. Contoh populasi benda logam dimana susunan molekulnya homegen, maka jumlah sampel yang diperlukan 1% saja sudah bisa mewakili.

Berikut contoh untuk menentukan ukuran sampel: Seseorang akan melakukan penelitian untuk mengetahui tanggapan kelompok masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah tertentu. Kelompok masyarakat itu sendiri terdiri dai 1000orang, yang dapat dikelompokkan berdasarakan jenjang pendidikannya yaitu : lulusan S1= 50, SM= 300, SMK= 500, SMP= 100, dan SD= 50 (populasi berstrata).

Dengan menggunakan tabel 5.1, bila jumlah populasi = 1000, kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya = 258. Karena populasi berstrata, maka sampelnya juga berstrata. Stratanya ditentukan menurut jumlah jenjang pendidikan. Dengan demikian masing-masing sampel untuk tingkat pendidikan harus proprosional sesuai dengan populasi. Berdasarkan perhitungan dengan cara berikut jumlah sampel untuk kelompok S1=14, SM=83, SMK=139, SMP=14, SD=28.


 

S1        =          50/1000          X         258      =          13,90   =          12,9

SM      =          300/1000        X         258      =          83,40   =          77,4

SMK   =          500/1000        X         258      =          139,0   =          129

SMP    =          100/1000        X         258      =          27,8     =          25,8

SD       =          50/1000          X         258      =          13,91   =          12,9

Jumlah                                                                                    =          258.

 

Jadi jumlah sampelnya = 12,9 + 77,4 + 129 + 25,8 + 12,9 =258. Jumlah pecahan bisa dibulatkan ke atas, sehingga jumlah sampel menjadi 13+ 78 + 129 + 26 + 13=259

Pada perhitungan yang menghasilkan pecahan (terdapat koma) sebaiknya dibulatkan je atas sehingga jumlahnya lebih 259. Hal ini lebih aman daripada kurang dari 258.

 Dan pada bab ini penulis memberi saran tentang ukuran sampel untuk penelitian yang dikutip dari buku Research Methods For Business sebagai berikut :

1.Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.

2.Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya : pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 10.

3.Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate, maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.

4.Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing 10 s/d 20.

            Di bab ini juga sudah dijelaskan cara mengembil anggota sampel. Pengembilan sampel secara random/acak dapat dilakukan dengan bilangan random, komputer, maupun undian. Maka setiap anggota populasi harus diberi nomor terlebih dahulu sesuai dengan anggota populasi. Karena teknik pengembilan sampel adalah random, maka setiap anggota populasi mempunyai  peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dan untuk contoh diatas peluang setiap anggota populasi = 1/1000. Dengan demikian cara pengambilannya bila nomor satu telah diambil, maka perlu dikembalikan lagi, kalau tidak dikembalikan peluangnya menjadi tidak sama lagi. Misalnya nomor pertama tidak dikembalikan lagi maka peluang berikutnya menjadi 1 : (100-1) =1/1999. Peluang akan semakin besar bila yang telah dambil tidak dikemblikan. Bila yang diambil keluar lagi maka dianggp tidak sah dan dikembalikan lagi.

 



                                                                    

                                                                                                                             


                                                                                                                                                                            

TABEL PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF

                              TABEL PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF              Tugas ini disusun u ntuk m emenuh i tu...