REVIEW
BAB 5
METODE
PENELITIAN KUANTITATIF,KUALITATIF DAN R&D
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian AUD
Dosen
Pengampu: Uswatun Hasanah, M.Pd.I
Di susun oleh :
Nurma
Nursafitri (1801030015)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN 2020/ 2021
Judul
Buku : METODE PENELITIAN KUANTITATIF, KUALITATIF DAN R&D
Penulis :
Prof. Dr.Sugiyono
Penerbit : ALFABETA cv Bandung Catakan 12 : Februari 2011
ISBN : 979-8433-64-0
BAB
5
POPULASI
DAN SAMPEL
Pada bab ini Prof. Dr. Sugiyono menjelaskan serta memparkan tentang pengertian Populasi, sampel serta jenis-jenis sampel. Adapun pengertian populasi adalah wilayah genaralisasi yang terdiri atas obyek/Subyek yang mempunyai kualitas. Dan juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek saja tetapi meliputi seluruh karkareteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi bisa juga obyek atau benda-benda yang lain. Contohnya adalah misalkan ada seseorang malakukan penelitian disekolah TK, maka sekolah TK ini merupakan populasi. Sekolah TK mempunyai sejumlah orang/subyak dan obyek yang lain. Hal ini berarti populasi dalam arti jumlah /kuantitas. Tetapi jika sekolah TK mempunyai karakteristik orang-orangnya yang berbeda seperti motivasi belajarnya, kedisiplinanya, dan juga mempunyai karateristik obyek yang lain seperti lulusan yang dihasilkan dan lain-lain itu berati dinamakan populasi dalam arti kerateristik.
Adapun Pengertian Sampel
menurut penulis adalah bagian dari jumlah dan kerekteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Jika populasi besar maka peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada dipopulasi maka dari itu peneliti bisa mengambil sebagian
populasi untuk dijadikan sampel pada saat meneliti dan setelah dipelajari dari
sampel yang diambil kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi. Maka dari
itu untuk sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili). Jika sampel tidak representatif maka akan salah untuk mengambil kesimpulan
dan tidak akan valid. Adapun teknik pengembilan sampel terbagi menjadi dua
yaitu Probabolity Sampling dan Nonprobability Sampling. Adapun
penjelasannya sebagai berikut :
1.
Probability sampling adalah teknik
untuk pengembilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih sebagai anggota sampel. Pada teknik
ini terdiri dari :
a.
simple random samping (pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi tersebut).
b.
proportionate stratifed random sampling (populasi mempunyai
anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proprasional).
c.
disproportionate stratified random sampling ( teknik yang
digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata kurang
proprasional).
d.
cluster sampling/area sampling (digunakan untuk
menentukan sampel bila obyek yang diteliti atau sumber data sangat luas).
2.
Nonprobability Sampling adalah teknik pengembalian
sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini terdiri dari :
a.
sampling sistematis (teknik pengambilan
sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut).
b.
sampling kuota (teknik untuk menentukan sampel dilihat dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai tercapai dengan jumlah yang diinginkan)
c.
sampling insidental (teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, jadi siapa saja yang secara kebetulan atau
insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, jika orang
orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data).
d.
sampling purposive (teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu).
e.
sampling
jenuh (teknik penemuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel).
f.
snowball sampling (teknik penemuan
sampel yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian menjadi membesar).
Pada bab ini Prof. Dr. Sugiyono menjelaskan tentang cara
untuk menentukan ukuran sampel. Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan
ukuran pada sampel. Dan jumlah sampel yang diharapkan 100 % mewakili populasi yang sama dengan jumlah anggota
populasi pada itu sendiri. Jadi misalkan jumlah populasi 1000 dan hasil penelitian
itu berlaku untuk 1000 orang tanpa
kesalahan, maka jumlah sampel yang dimabil sama dengan jumlah populasi tersebut
yaitu 1000 orang. Jika makin besar jumlah sampel yang mendekati populusi maka
peluang kesalahan pada generalisasi semakain kecil. Dan sebaliknya, semakin
kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka semakin besar pula kesalahan
generalisasi tersebut.
Berikut ini
diberikan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang
dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan
1%,5%,dan 10%. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang
diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut :
Berdasarkan rumus
tersebut dapat dihitung jumlah sampel dari populasi mulai dai 10 sampai dengan
1.000.000. Dari tabel 5.1 terlihat bahwa makin besar taraf kesalaham, maka akan
semakin kecil pula ukuran sampel. Sebagai contoh : untuk populasi 1000, untuk taraf
kesalahan 1%, jumlah sampelnya = 399, untuk taraf 5% jumlah sampelnya= 258, dan
untuk taraf kesalahanya 10%, jumlah sampelnya = 213. Dan dari tabel terlihat
bahwa bila jumlah populasi tak terhingga, maka jumlah anggota sampelnya untuk
kesalahan 1%= 664, 5%=349, dan 10%, 272. Untuk jumlah populasi 10 jumlah
anggota sampel sebenarnyahanya 9,56 tetapi dibulatkan, sehingga menjadi 10.
Cara menentukan
ukuran sampel seperti yang dkemukakan diatas didasarkan atas asumsi bahwa
populasi berdistribusi normal. Bila sampel tidak berdistribusi normal, misalnya
populasi homogen maka cara-cara tersebut tidak perlu dipakai. Contoh populasi
benda logam dimana susunan molekulnya homegen, maka jumlah sampel yang
diperlukan 1% saja sudah bisa mewakili.
Berikut contoh untuk
menentukan ukuran sampel: Seseorang akan melakukan penelitian untuk mengetahui
tanggapan kelompok masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh pemerintah
daerah tertentu. Kelompok masyarakat itu sendiri terdiri dai 1000orang, yang
dapat dikelompokkan berdasarakan jenjang pendidikannya yaitu : lulusan S1= 50,
SM= 300, SMK= 500, SMP= 100, dan SD= 50 (populasi berstrata).
Dengan menggunakan
tabel 5.1, bila jumlah populasi = 1000, kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya =
258. Karena populasi berstrata, maka sampelnya juga berstrata. Stratanya
ditentukan menurut jumlah jenjang pendidikan. Dengan demikian masing-masing
sampel untuk tingkat pendidikan harus proprosional sesuai dengan populasi.
Berdasarkan perhitungan dengan cara berikut jumlah sampel untuk kelompok S1=14,
SM=83, SMK=139, SMP=14, SD=28.
S1 =
50/1000 X 258 = 13,90 = 12,9
SM =
300/1000 X 258 = 83,40 = 77,4
SMK =
500/1000 X 258 = 139,0 = 129
SMP =
100/1000 X 258 = 27,8 = 25,8
SD =
50/1000 X 258 = 13,91 = 12,9
Jumlah = 258.
Jadi jumlah
sampelnya = 12,9 + 77,4 + 129 + 25,8 + 12,9 =258. Jumlah pecahan bisa
dibulatkan ke atas, sehingga jumlah sampel menjadi 13+ 78 + 129 + 26 + 13=259
Pada perhitungan
yang menghasilkan pecahan (terdapat koma) sebaiknya dibulatkan je atas sehingga
jumlahnya lebih 259. Hal ini lebih aman daripada kurang dari 258.
Dan pada bab ini penulis memberi saran tentang
ukuran sampel untuk penelitian yang dikutip dari buku Research Methods For Business sebagai berikut :
1.Ukuran sampel yang
layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
2.Bila sampel dibagi
dalam kategori (misalnya : pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-lain)
maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 10.
3.Bila dalam
penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate, maka jumlah anggota
sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.
4.Untuk penelitian
eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing 10 s/d 20.
Di bab ini juga sudah dijelaskan
cara mengembil anggota sampel. Pengembilan sampel secara random/acak dapat
dilakukan dengan bilangan random, komputer, maupun undian. Maka setiap anggota
populasi harus diberi nomor terlebih dahulu sesuai dengan anggota populasi.
Karena teknik pengembilan sampel adalah random, maka setiap anggota populasi
mempunyai peluang yang sama untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Dan untuk contoh diatas peluang setiap anggota
populasi = 1/1000. Dengan demikian cara pengambilannya bila nomor satu telah
diambil, maka perlu dikembalikan lagi, kalau tidak dikembalikan peluangnya
menjadi tidak sama lagi. Misalnya nomor pertama tidak dikembalikan lagi maka
peluang berikutnya menjadi 1 : (100-1) =1/1999. Peluang akan semakin besar bila
yang telah dambil tidak dikemblikan. Bila yang diambil keluar lagi maka dianggp
tidak sah dan dikembalikan lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar